Para ekonom mulai mengkhawatirkan bahwa kebangkitan mata uang US
Dollar, sekali lagi, akan menjadi pertanda malapetaka untuk negara-negara yang
dikategorikan sebagai emerging market,
termasuk Indonesia. Saat ini, dimana Amerika mulai mengalami kebangkitan
perekonomian dan The Fed pun mulai menarik satu per satu program stimulus
moneternya, para investor pun mulai kembali memprediksikan masa-masa keemasan
untuk mata uang greenback ini.
Sejarah menunjukkan bahwa jika mata uang dollar menguat maka akan
diikuti oleh krisis di negara-negara emerging
market. Pada tahun 1980-an dan 1990-an, mata uang beberapa negara jatuh
ketika mereka berada di bawah tekanan mata uang dollar, dan menyebabkan
utang-utang yang berdenominasi dollar naik nilainya dengan signifikan. Banyak
negara terpaksa menyatakan diri bangkrut dan timbul kekacauan dimana-mana. Jika
diasumsikan bahwa teori yang lahir dari faktar sejarah ini benar, apakah kali
ini akan terulang juga?
Banyak ekonom khawatir bahwa itu akan terjadi lagi. George Magnus dari
UBS mengatakan bahwa negara-negara emerging
market perlu khawatir tentang dollar yang mengalami kebangkitan. Layaknya
petir yang jarang menyambar tempat yang sama dua kali, namun tetap saja tempat
tersebut masih akan menjadi rawan untuk terkena sambaran itu lagi.
Sudah ada tanda-tanda yang meresahkan terkait hal itu. Ketika The Fed
mendiskusikan rencana untuk mengurangi program stimulus moneter musim panas
lalu, mengakibatkan kekacauan stabilitas mata uang negara-negara berkembang.
Kita bisa lihat dampaknya pada mata uang Rupiah yang kini sempat menembus Rp
12.000 per dollar Amerika, akhir tahun lalu, sebagai dampak dari tindak lanjut
The Fed untuk mengurangi kebijakan quantitative
easing-nya Desember lalu. Dan kini mengakibatkan turbulensi ekonomi di
negara-negara berkembang dan emerging
market.
Oleh karena itu, semakin banyak analis dan investor yang kuat
berargumen bahwa negara-negara emerging
market, seperti Indonesia, untuk lebih bersiap-siap dibandingkan
sebelum-sebelumnya untuk menghadapi pasar mata uang dollar yang akan mengalami
‘bullish’.